Materi Pengajaran dalam Ibadah Minggu 24 Januari 2010

Di dalam Imamat 13 : 45 – 46 orang yang sakit kusta, harus diasingkan di luar perkemahan. Di dalam Imamat 14, ALLAH memberikan hukum tentang orang yang sakit kusta pada hari pentahirannya; ia harus dibawa kepada imam dan imam harus pergi ke luar menemuinya dan membubuhkan darah korban, membawanya ke perkemahan, membubuhkan darah lagi, dan kemudian membubuhkan minyak, dengan demikian mengadakan “pendamaian bagi orang itu di hadapan Tuhan.”Dalam upacara penyucian perjanjian lama, darah binatang-binatang korban dibubuhkan. Dalam perjanjian baru, kita dapati bahwa satu-satunya pengorbanan bagi dosa ialah darah Kristus. Korban-korban hewan dalam perjanjian lama umumnya, dan Imamat khususnya hanya merupakan bayang-bayang; Yesus itulah yang sebenarnya.
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh.1 : 29).
“yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit.2 : 14).
Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan engkau akan disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan“ (Yes.62 : 12).
Setiap orang percaya yang lahir baru karena menerima Yesus, telah menerima urapan orang kusta (yang berhubungan dengan keselamatan).
Dalam upacara penyucian dari Imamat, darah dioleskan, kemudian minyak. Pembubuhan darah korban adalah lambang dari darah Kristus, sedangkan pembubuhan minyak ialah lambang dari sentuhan pengaruh Roh Kudus atas kehidupan seseorang, menunjuk kepada hembusan nafas Yesus ke dalam setiap orang percaya (Yoh.20 : 22)
Tahap kegiatan Roh Kudus yang berikutnya setelah memberikan urapan orang kusta atau urapan keselamatan, penyucian atau menerima kehidupan baru dari Kristus ialah menyediakan “URAPAN KEIMAMAN”.
Ini adalah pemberian urapan tingkat yang kedua, urapan kuasa tambahan dari Allah.
Dan inilah urapan untuk pelayanan bagi Tuhan sebagai para imam.
Karena kita semua adalah imam-imam dari Allah (1 Pet.2 : 9)
Walaupun orang percaya tidak ditentukan untuk berdiri di belakang mimbar, namun dia adalah imam atau pelayan bagi Allah.
Sebagai pelayan-pelayan Allah, kita harus mempunyai urapan tingkat 2 ini (urapan keimaman). Termasuk bersaksi untuk membawa jiwa-jiwa baru kepada Tuhan, harus dibaptis dalam Roh Kudus yang merupakan urapan keimaman dari Roh Kudus atas kita. Sebab tanpa urapan tingkat 2 ini kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk kemajuan kerajaan Allah.
Begitu pentingnya urutan-urutan peningkatan urapan Roh Kudus dari tingkat 1, 2 dan 3 di mata Tuhan Yesus sehingga selama 40 hari Yesus berulang-ulang menampakkan diri & berbicara kepada murid-murid-Nya tentang kerajaan Allah (Kis.1 : 3).
Pada suatu hari ketika Yesus makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem & menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian katanya – “telah kamu dengar dari Bapa-Ku sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi, kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.1 : 4 – 5).
Urapan keimaman atau urapan tingkat 2 di dapat dari suatu “hubungan persaudaraan yang rukun” (Maz.133). Contoh dari hubungan persaudaraan yang rukun telah dipraktekkan oleh murid-murid Yesus (Kis.2 : 1).
Urapan keimaman mendatangkan hadirat Tuhan, sehingga kita bisa mendengar suara Tuhan (Mat.11 : 15). Seseorang yang telah diurapi dengan urapan keimaman, ia pasti mendengar suara Yesus, Gembala Agung. Itu membuktikan bahwa anda termasuk salah satu domba-Nya (Yoh.10 : 27)
Jika anda benar-benar adalah salah seekor domba-Nya & telah menerima urapan keimaman, anda akan mengenal hadirat-Nya & mendengar suara-Nya yang lembut secara teratur.
Urapan orang kusta (keselamatan) adalah pengalaman sekali saja & tak dapat hilang kecuali anda dengan sengaja meninggalkannya (Ibr.10 : 38 – 39).
Urapan keimaman (hadirat), di pihak lain, dapat hilang, karena jika dosa masuk ke dalam hati anda maka itu akan terangkat.
Itulah sebabnya urapan ini harus dibaharui setiap hari; itu akan membawa anda ke dalam hadirat Allah yang semakin meningkat.
Urapan tingkat 3 adalah URAPAN KERAJAAN (Kis.4 : 31). Ini adalah urapan yang paling ampuh. Urapan ini mengangkat seseorang ke tempat otoritas tertinggi dalam TUHAN, dengan memberikan kepadanya otoritas atas Iblis dan roh-roh jahatnya.
Urapan ini membuat Iblis dan roh-roh jahatnya lari tunggang-langgang. Namun demikian urapan kerajaan ini sulit untuk diterima karena membutuhkan KEPATUHAN KEPADA YESUS, GEMBALA AGUNG.
SYALOOM.......................

Comments :

0 comments to “Materi Pengajaran dalam Ibadah Minggu 24 Januari 2010”

Post a Comment